Kenalkan Cengkho, Alpukat Andalan dari Pandeglang yang Rasanya Mirip Durian

Kenalkan Cengkho, Alpukat Andalan dari Pandeglang yang Rasanya Mirip Durian

Turn Off Light
Auto Next

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Descriptions:

Alpukat Chengko: Komoditas Unggulan dari Pandeglang, Banten

Halo para pecinta pertanian! Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan buah alpukat, buah yang memiliki tekstur daging lembut dan rasa yang nikmat.

Namun, tahukah Anda bahwa salah satu kota di provinsi Banten, tepatnya Pandeglang, memiliki komoditas buah unggulan yang sedang naik daun, yaitu alpukat chengko?

Alpukat chengko, dinamakan demikian karena berasal dari indukan berusia lebih dari 4 tahun yang tumbuh di Kampung Cek, Kelurahan Karaton, dekat rumah Eng Akuang, seorang pemilik yang merupakan keturunan Tionghoa di Pandeglang.

Dari pohon indukan inilah, Andri Pri mengembangkan sumber genetik lokal menjadi tanaman unggulan yang kini dikenal sebagai alpukat chengko.

Keunggulan alpukat chengko antara lain adalah kulit buahnya yang tebal sehingga lebih tahan terhadap serangan lalat buah.

Proses perbanyakannya dilakukan dengan metode sambung pucuk, yang merupakan metode tradisional dengan menggunakan biji-bijian asal, yang kemudian disambung untuk menciptakan keseragaman.

Salah satu keistimewaan alpukat chengko adalah perubahan warna saat matang, mirip dengan pisang, dari hijau menjadi kuning hingga merah.

Banyak orang memberikan testimoni bahwa alpukat chengko ini memiliki rasa duren khas dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta wilayah Sunda.

Andri Priana telah mengembangkan alpukat ini dengan metode grafting dan okulasi untuk memunculkan sifat-sifat yang diinginkan, seperti buah yang besar atau manis, dengan berbagai varietas.

Harga bibit alpukat chengko bervariasi, dimulai dari Rp150.000 untuk luar kota Kabupaten Pandeglang, namun dapat mencapai Rp100.000 atau lebih untuk batang di atas 40 cm.

Harga berbeda pula untuk bibit yang lebih tinggi dari 1 meter, mulai dari Rp600.000 hingga Rp1.000.000.

Alpukat chengko telah memenangkan berbagai kompetisi, termasuk lomba buah unggul dalam Festival Bunga dan Buah Nusantara yang diselenggarakan oleh IPB pada tahun 2019.

Saat ini, alpukat chengko telah didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian untuk mendapatkan sertifikat izin edar agar dapat dibudidayakan secara masif dan dinikmati oleh masyarakat.

Pemerintah diharapkan dapat mendukung pengembangan komunitas hortikultura berbasis lokalitas, seperti alpukat chengko, dengan memberikan pendampingan dan kemudahan perizinan.

Semakin berkembangnya alpukat chengko juga menandakan upaya pusat pembibitan dan inovasi dalam mendekatkan pertanian dengan masyarakat.

Selain itu, P4S Geohara sebagai wadah edukasi pertanian di kawasan Pandeglang, khususnya untuk Provinsi Banten, membuka diri untuk kolaborasi dan pengembangan bersama, terutama untuk pendidikan pertanian di berbagai tingkatan.

Semoga P4S Geohara dapat menjadi barometer dalam pendidikan pertanian di Provinsi Banten.

Dari Pandeglang, Banten, ini adalah laporan dari Adi Vitani, mengabarkan tentang perkembangan dan inovasi dalam budidaya alpukat chengko.