Cokelat Deska Yogyakarta yang Mendunia karena Diolah dengan Cinta

Pengalaman Sukses Kelompok Tani Kakao: Meningkatkan Kualitas dan Mengekspor ke Luar Negeri

Saya, Antoro, adalah pengurus dari kelompok tani kakao “Mudi Rezeki” serta pemilik Taman Kakao Cokelat, sebuah tempat wisata edukasi tentang budidaya tanaman kakao dan pengolahan cokelat.

Lokasinya terletak di Dusun Selanden, Desa Banjaryo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

Awalnya, kami merupakan petani kakao yang tidak terorganisir. Namun, melihat potensi besar kakao di pasaran, kami mulai membentuk kelompok tani khusus pada tahun 2013.

Bergotong-royong dalam merawat pohon kakao, kami menghasilkan biji kakao berkualitas yang kemudian kami pasarkan ke perusahaan cokelat atau pengepul nasional.

Dulu, para petani hanya menjual biji kakao ke tengkulak lokal dengan harga rendah.

Namun, seiring perkembangan zaman, kami mulai mencari pasar di luar negeri melalui media sosial.

Beberapa negara, seperti Prancis, Vietnam, Irak, Iran, Dubai, Jepang, dan Khatmandu, telah membeli produk kakao kami.

Kualitas biji kakao kami telah diakui oleh Prancis, yang memiliki standar tertinggi di dunia.

Hal ini menunjukkan bahwa produk kami berkualitas terbaik dan bisa diterima di seluruh dunia.

Untuk mengatasi persaingan, kami berfokus pada keunggulan produk kami.

Kami memproduksi kakao secara organik langsung dari petani, yang membuat produk kami unik dan sehat.

Hasil penjualan kami kemudian kami kembalikan ke masyarakat, meningkatkan ekonomi warga tani dan keluarga kami.

Kami percaya bahwa kakao akan menjadi tulang punggung bagi kehidupan kami.

Dengan kemampuan kami mengolahnya menjadi cokelat siap konsumsi dengan merek “Geska”, kami semakin yakin bahwa cokelat kami akan diterima dan dicintai baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.

Demikianlah pengalaman kami dalam meningkatkan kualitas dan mengekspor kakao ke luar negeri.

Kami berharap cerita ini dapat menginspirasi dan memberikan motivasi bagi para petani lainnya untuk terus maju dan berkembang dalam usaha pertanian mereka.